BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Makhluk hidup yang ada dunia ini perlu melakukan respirasi
bahkan sel hidup melakukan respirasi untuk mencukupi kebutuhan energi. Penyerapan
O2 dan melepaskan CO2 dalam volume yang sama hal ini yang
dilakukan oleh sel aktif.
Respirasi merupakan salah satu bentuk proses metabolisme
secara katabolik, yaitu proses pemecahan. Proses keseluruhan merupakan reaksi
oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2
yang diserap direduksi menjadi H2O. Proses respirasi dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Proses respirasi diawali
dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2
yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang
antar sel. Sedangkan untuk menghitung respirasi dapat menggunakan koefisian
respirasi (KR), yaitu perbandingan CO2 dengan O2 (Efrizal. 2009).
Adapun faktor yang mempengaruhi laju respirasi ada dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain umur, tipe
atau jenis tumbuhan, sedangakan faktor eksternal yang mempengaruhi laju
respirasi antara lain adalah ketersediaan jumlah substrat, ketersediaan
oksigen, dan kelembapan serta suhu lingkungan. Tentunya tumbuhan yang sudah
dewasa dengan tumbuhan yang masih berkecambah akan memiliki laju respirasi yang
berbeda.
Laju respirasi pada saat kecambah cenderung lebih tinggi
dibanding ketika sudah dewasa. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh
metabolik dari proses perkecambahan. Demikian pula pada berbagai macam jenis
tumbuhan akan memiliki laju respirasi yang berbeda, karena di dalamnya terdapat
proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang berbeda satu sama lain.
Oleh karena itu, untuk menguji respirasi dengan faktor eksternal yaitu suhu
apakah berpengaruh respirasi kecambah kacang hijau.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini
adalah mempelajari pengaruh suhu terhadap laju respirasi kecambah kacang hijau
(Phaseolus vulgaris).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sigit
Bimatara, 2014)
Respirasi
anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen (O2).
Respirasi anaerob terjadi pada sitoplasma. Respirasi anaerob terjadi untuk
penguraian senyawa organik. Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih
kecil. Respirasi anaerob menghasilkan 2 ATP. Proses respirasi anaerob ialah
Fermentasi. Dan Pernafasan intramolekul(Sasmita Sari, 2006).
Temperatur mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan
respirasi. Pada 00C respirasi sangatlah sedikit, sedang pada 300C-400C
sangatlah cepat. Tetapi kalu temperature terus menerus diatas 300C
maka kegiatan respirasi itu hanya sebentar saja. Sehabis 3 jam tampaklah
berkurangnay kegiatan tersebut. Mungkin hal ini disebabkan karena non-aktifnya
enzim-enzim, bertimbun tumbuhnya CO2, kurangnya O2 dan
kurangnya persediaan substrat. Antara 100-300 kegiatan
kenaikkan respirasi ada 2 sampai 2,5 kali, dengan kata lain perkataan, K10-nya
antara temperature-temperatur optimim, respirasi makin berkurang. Dibawah 00C
respirasi sangatlah sukar untuk diselidiki, namun ada beberapa jaringan tanaman
yang masih dapat diamati kegiatan respirasinya pada temperature -200C
(Aryulina, 2011).
Respirasi merupakan proses
katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi
sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung
secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob
dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi (Dewi Santika, 2011).
Pada
tumbuhan proses respirasi terjadi didalam organel mitokondria. Proses respirasi
ini memiliki pengaruh yang sangat penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman karena proses respirasi menghasilkan energi yang akan digunakan oleh
tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya dan juga diperlukan pada saat proses
fotosintesis (Shaban, 2013).
Dalam proses
perkecambahan pada tanaman respirasi memegang peran penting dalam pertumbuhan
tanaman dimana pada masa perkecambahan di dalam tumbuhan terjadi proses
penguraian bahan-bahan organik seperti karbohidrat, protein dan lemak menjadi
bentuk terlarut yang akan ditranslokasikan keseluruh titik tumbuh tanaman (Firdaus, 2008).
Iskandar Riskan. 2012
BAB III
METODOLOGI
1.1
Alat
dan Bahan
Alat : botol berukuran 200 ml, kain
kasa, tali pengikat, buret, dan erlenmeyer.
Bahan : kecambah kacang hijau
berusia 3 hari, larutan NaOH (),5 N), larutan HCl (0,1 N), larutan BaCl2, dan
larutan phenopthaelin.
3.2.
Prosedur Kerja
1.
Menimbang 5 gram kecambah dan kemudian
membungkusnya dengan menggunakan kain kasa.
2.
Menyiapkan 2 bungkus kecambah untuk 2
perlakuan suhu dan 1 kontrol.
3.
Menyiapkan 2 botol berukuran 200 ml dan
mengisi botol dengan 30 ml larutan 0,5 N NaOH.
4.
Memasukkan bungkusan kecambah ke dalam
botol, tetapi tidak boleh menyentuh larutan NaOH.
5.
Menyimpan botol tersebut di dua suhu
yang berbeda.
6.
Menyiapkan 2 botol kosong dengan ukuran yang sama. Masing-masing
diisi 30 ml larutan 0,5 N NaOH. Botol tanpa kecambah diletakkan di 2 tempat
yang berbeda sebagai kontrol. Masing-masing botol diberi label.
7.
Mengambil botol yang telah disimpan
selama 24 jam. Mengambil 5 ml larutan NaOH dan memasukkannya kedalam
erlenmeyer. Menambahkan 2,5 ml larutan BaCl2, dan memberi 2 tetes
phenolphthalein, lalu melakukan titrasi dengan 0,1 N HCl.
8.
Setelah terjadi perubahan warna (warna
merah menghilang) titrasi diakhiri. Ini dilakukan sebanyak 2 kali untuk tiap
botol.
9.
Menghitung CO2 yang
dibebaskan pada kecambah dengan 2 suhu yang berbeda.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
|
Ulangan
|
Suhu Kacang Ada Kecambah
|
Kontrol Tanpa Kecambah
|
||||
|
18
|
|
|
18
|
|
|
|
|
1
|
29
|
15,5
|
44,7
|
49
|
17
|
44
|
|
2
|
27,2
|
16
|
43,5
|
48,5
|
14
|
43,5
|
|
3
|
28
|
15,5
|
44
|
49
|
14,5
|
44,5
|
|
Rata-rata
|
28,06
|
15,67
|
44,06
|
48,83
|
15,16
|
44
|
2 NaOH + CO2 Naà2CO3 + H2O............................................(1)
Na2CO3 + BaCl2 BaCO à 3 + 2 Na+ + 2Cl...............................(2)
BaCO3 Baà+ 2HCl+ + 2 Cl- + H2CO3 (H2O,
CO2)..........(3)
1 mol Na2CO3 = 62 gram.
BM Na2CO3 = 62
BM CO2 = 44
BM HCl = 36,5
CO2 yang
terbentuk =
X g mol
Na2CO3 yang terbentuk 1 mol gas
Jumlah CO2 yang terbentuk adalah
Sehingga jumlah CO2 perlakuan Ada kecambah
pada :
1. Kulkas
((18oC)
Mol HCl =
=
= 0,76
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol
HCl
= ½ x 0,76
= 0,38
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,38
= 0,272
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
=
= 0,061
2.
Suhu Ruangan (27oC)
Mol HCl =
=
= 0,42
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol
HCl
= ½ x 0,42
= 0,21
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,21
= 0,15
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
=
= 0,034
3. Oven
(37oC)
Mol HCl =
=
= 1,207
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol HCl
= ½ x 1,207
= 0,603
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,603
= 0,428
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
=
= 0,095
Sehingga jumlah CO2 perlakuan kontrol Tanpa Kecambah pada:
1. Kulkas
((18oC)
Mol HCl =
=
= 1,337
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol
HCl
= ½ x 1,337
= 0,668
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,668
= 0,474
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
=
= 0,106
2.
Suhu Ruangan (27oC)
Mol HCl =
=
= 0,415
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol
HCl
= ½ x 0,415
= 0,207
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,207
= 0,147
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
= 0,033
3. Oven
(37oC)
Mol HCl =
=
= 1,205
H2CO3(terbentuk) = ½ x Mol HCl
= ½ x 1,205
= 0,602
CO2 yang terbentuk =
x H2CO3(terbentuk)
=
x 0,602
= 0,427
Jumlah CO2 dibebaskan =
=
=
= 0,095
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
kami lakukan
mengenai respirasi pada kecambah kacang hijau, yang dilakukan dengan
menggunakan larutan NaOH, BaCl2, HCl dan Phenolphetalin. Penambahan
larutan warna phenolptalein bertujuan untuk memberikan tanda tercapainya titik
ekuivalen pada saat titrasi. Perlakukan yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar jumlah CO2 yang dibebaskan dan seberapa
besar jumlah volume larutan HCl yang diperlukan untuk melakukan titrasi yaitu
dengan tiga perlakukan, pertama perlakuan kecambah dan kontrol pada suhu
ruangan 27 0C, perlakuan kecambah dan kontrol pada suhu oven 37 0C,
botol isi kecambah dan kontrol pada suhu kulkas 18 0C. Perlakuan ini
dilakukan dengan tiga kali pengulangan setelah itu untuk melakukan perhitungan
jumlah CO2 yang dibebaskan kita hitung rata-rata dari masing-masing
nilai yang didapatkan pada perlakuan tersebut.
Perlakuan Pertama, dimasukkan kedalam kulkas 180C. Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan untuk titrasi pada kecambah ini menunjukkan perubahan warna merah
hilang setelah dititrasi dengan rata – rata HCl sebanyak 28,06 ml, sedangkan pada perlakuan kontrol dalam kulkas
180C, hasil titrasi menunjukkan bahwa warna merah hilang setelah
dititrasi dengan rata-rata HCl sebanyak 48,83 ml.
Selanjutnya melakukan perhitungan CO2 yang terebentuk dimasukkan
kedalam rumus hasil yang didapat sebanyak 0,272 dan jumlah
CO2
yang dibebaskan sebanyak 0,061. Kemudian
kami melakukan perhitungan pada kontrol setelah dilakukan semua perhitungan
didapat bahwa jumlah CO2 yang terbentuk sebanyak 0,474 dan CO2
yang dibebaskan sebanyak 0,106 sehingga
dapat diketahui bahwa pada kontrol perlakuan yang dimasukkan kedalam kulkas
jumlah CO2
yang dibebaskan lebih banyak.
Kedua, pada perlakuan suhu ruangan 27 0C.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan untuk titrasi pada kecambah ini
menunjukkan perubahan warna merah hilang setelah dititrasi dengan rata – rata HCl
sebanyak 15,67
ml, sedangkan pada perlakuan kontrol dalam
suhu ruangan 27 0C, hasil titrasi menunjukkan bahwa warna merah
hilang setelah dititrasi dengan rata-rata HCl sebanyak 15,16 ml. Selanjutnya melakukan
perhitungan CO2 yang terbentuk dimasukkan kedalam rumus hasil yang
didapat sebanyak 0,15 dan jumlah CO2 yang dibebaskan sebanyak 0,034. Kemudian kami melakukan perhitungan pada kontrol setelah
dilakukan semua perhitungan didapat bahwa jumlah CO2
yang terbentuk sebanyak 0,147
dan CO2 yang dibebaskan sebanyak 0,033 sehingga dapat diketahui bahwa perlakuan kontrol pada suhu ruangan
jumlah CO2
yang dibebaskan lebih banyak.
Pada
perlakuan terakhir yaitu
yang dimasukkan ke dalam oven 37 0C. Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan untuk titrasi pada kecambah ini menunjukkan perubahan warna
merah hilang setelah dititrasi dengan rata – rata HCl sebanyak 44,06 ml, sedangkan pada perlakuan kontrol dalam oven
37 0C, hasil titrasi menunjukkan bahwa warna merah hilang setelah
dititrasi dengan rata-rata HCl sebanyak 44 ml. Selanjutnya melakukan perhitungan CO2
yang terebentuk dimasukkan kedalam rumus hasil yang didapat sebanyak 0,428 dan jumlah CO2 yang dibebaskan sebanyak 0,095.
Kemudian kami melakukan perhitungan pada kontrol setelah dilakukan
semua perhitungan didapat bahwa jumlah CO2 yang
dibebaskan sebanyak 0,0956 sehingga
dapat diketahui bahwa pada kontrol perlakuan yang dimasukkan kedalam oven
jumlah CO2
yang dibebaskan lebih banyak.
Dari ketiga perlakuan
yang telah dilakukan, didapat bahwa jumlah CO2
yang dibebaskan lebih banyak pada perlakukan kontrol dari pada perlakuan
kecambah baik diletakkan didalam suhu ruangan, didalam oven dan didalam kulkas.
Hal ini dikarenakan mungkin pada perlakuan kontrol tanpa
kecambah diduga terdapat mikroorganisme yang melakukan respirasi, karena selama
melakukan praktikum semua alat yang digunakan belum steril.
Pada
praktikum juga menunjukan bahwa temperatur tidak begitu berpengaruh besar
terhadap respirasi kecambah kacang hijau, yang dimana menurut teori seharusnya
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula kegiatan respirasi yang dilakukan
oleh tanaman. Jumlah CO2 yang di bebaskan menunjukkan besarnya laju
respirasi kecambah. Pada pengamatan kami mendapatkan perlakuan didalam kulkas
yang kami lakukan, volume HCl kecambah dan kontrol sama dengan perlakuan didalam
suhu ruangan sehingga laju respirasinya sama seharusnya laju respirasi oven
yang lebih cepat dibandingkan dengan suhu ruangan dan kulkas karena suhu dioven
adalh suhu yang paling tinggi tetapi malah sebaliknya.Hal ini bisa terjadi
karena adanya kemungkinan disebabkan kurang teliti atau terjadi kesalahan saat
melakukan titrasi.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan didapat laju respirasi pada mahluk hidup
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya suhu, di mana semakin tinggi suhu
maka laju respirasi semakin cepat dan CO2 yang dihasilkan semakin
tinggi. Jumlah CO2 yang dibebaskan sesuai dengan CO2 yang
dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi antara lain suhu, CO2,
dan oksigen serta pada suhu tinggi enzim yang berperan dalam proses metabolisme
akan mengalami denaturasi sehingga proses respirasi akan berlangsung lebih
lama. Respirasi dapat
berjalan dengan baik jika berada dalam suhu optimum.
Jumlah CO2 yang
dibebaskan pada perlakuan kecambah lebih besar dibanding dengan perlakuan
kontrol tanpa kecambah.
5.2 Saran
Adapun sarannya adalah untuk seluruh
praktikan diharapkan untuk melakukan pengamatan dari minggu ke minggu dengan
rutin dan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk praktikum yang
akan dilakukan sehingga praktikum dapat
berjalan dengan .sempurna
DAFTAR
PUSTAKA
Aryulina.
2011. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Bimatara,
Sigit. 2014. Peran Daun Tomat
terhadap respirasi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Efrizal. 2009. Fisologi
Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Firdaus. 2008. Pengaruh Respirasi Terhadap tanaman Kangkung.
Jakarta: PT Pustaka Gramedia
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Erlangga
Riskan, Iskandar.
2012.
Fisiologi Tanaman .
Bandung: ITB
Santika, Dewi. 2011. Pengaruh Tanaman
Terhadap Cahaya. Bogor: Instuti Pertanian Bogor
Sari, Sasmita. 2006. Fisiologi Tanaman. Bogor: Yudhistira
Shaban. 2013.Penelitian Pentingnya
Respirasi bagi Tanaman. Makasar: Universitas Hasanudin
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa
perbedaan antara respirasi dan fermentasi ?
Jawab: Perbedaannya
adalah pada respirasi membutuhkan O2 (oksigen) reaksinya berjalan
aerob. Sedangkan pada fermentasi tidak membutuhkan O2 (oksigen)
karena reaksinya berjalan anaerob.
2. Tuliskan
reaksi respirasi dengan benar.
Jawab: C6H12O6
+ 6O2+6H2O à 6CO2
+12H2O + ENERGI
3. Apa
pengaruh suhu terhadap respirasi?
Jawab: Pengaruh suhu
pada respirasi adalah setiap peningkatan suhu 100C dapat meningkatkan
laju respirasi tetapi dipengaruhi juga oleh enzim. Karena jika suhu terlalu
tinggi dapat mengganggu enzim yang biasanya tidak tahan pada suhu 40 0C
keatas. Karena enzim terganggu maka respirasipun terganggu.
4. Selain
suhu faktor apa saja yang berpengaruh terhadap respirasi jelaskan.
Jawab:
Komentar
Posting Komentar