LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN
ACARA 4
DEFISIENSI UNSUR HARA
Oleh
Nama : Natal Pandapotan Nadeak
NPM : E1J015111
Kelompok : 3 (Tiga)
Shift : Selasa, 12.00 - 14.00
Coas : Ossi Kurniawati(E1J014101)
Kelas kuliah : A
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kelangsungan hidupnya tanaman
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Salah satu faktor yang tersebut yaitu unsur
hara. Unsur hara dibutuhkan tanaman untuk hidup, tumbuh, dan menyelesaikan
siklus hidupnya. Unsur hara tanaman yang apabila tidak terpenuhi, maka akan
mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan dikategorikan sebagai unsur hara
esensial. Gardner at al.(1991) dan
Salisbury at al.(1992) menyebut
terdapat 13 unsur hara esensial yang tergolong ke dalam unsur hara mikro (Mo,
Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S).
Selain unsur hara tersebut Boner and Varner menyebutkan terdapat beberapa unsur
yang juga digolongkan sebagai unsur esensial, yaitu O2, H2,
dan C.
Gejala
akibat kekurangan unsur hara esensial dapat dilihat secara visual pada daun,
batang, bunga, dan buah.
1.2
Tinjauan pustaka
Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah
apabila tumbuhan itu sendiri tadak mampu menyelesaikan daur hidupnya sampai
tumbuhan menghasilkan biji yang dapat tumbuh bila unsur hara tidak tersedia
dalam keadaan yang cukup, dan unsur hara tersebut merupakansuatu penyusun
molekul pada bagian tumbuhan yang esensial untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Unsur hara sangat penting untuk tumbuhan dimana unsur hara berperan sebagai
komponen utama yang menyusun dan membantu pertumbuhan tanaman apapun (Lakitan,
2012).
Ciri-ciri atau syarat unsur hara makro yaitu unsur
hara diperlukan dalam jumlah yang tidak sedikit artinya dalam jumlah yang
banyak, kekurangan salah satu unsur hara makro pada tanaman dapat menmbulkan
gejala disifiensi pada tanaman yang biasanya sulut atau tidak dapat disembuhkan
dengan menambahkan suatu unsur hara makro yang lainnya, dan kelebiahan unsur
hara makro dapat menyebabkan keracunan pada tanaman karena unsur hara tidak
sesuai apa yang dibutuhkan oleh tanaman.sedangkan ciri untuk unsur hara mikro
adalah unsur hara diperlukan tanaman dalam jumlah yang sedikit, kekurangan
salah satu unsur hara mikro pada tanaman dapat menmbulkan gejala disifiensi
pada tanaman yang biasanya sulut atau tidak dapat disembuhkan dengan
menambahkan suatu unsur hara mikro lainnya, dan apabila kelebihan unsur hara
mikro juga akan dapat berakibat pada keracunan tanaman (Sarief, 1986).
Kekurangan
unsur hara esensial bagi tanaman dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka
dapat mnimbulkan terhalangnya atau terganggunya metabolisme tanaman yang secara
visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada laju pertumbuhannya.
Gejala fisik yang dapat terlihat dalam pengamatan yaitu terhambatnya pertubuhan
akar, batang, daun yang kerdil dan terjadi gejala klorosis serta nikrosis pada
bagian organ tanaman. Meskipun kekurangan unsur hara berakibat pada
terganggunya fungsi dan pertumbuhan tanama. Gejala yang umum ditemukan adalah
gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena mudah diamati dan dapat
memberikan manfaat bagi petani dalam melakukan pemupukan yang tepat dan praktis
(Lakitan, 2012).
Banyak unsur
hara yang mudah dapat ditranslokasikan dari daun yang berumur tua kedaun yang
masih muda dan organ penampung. Unsur hara ini yang berupa antara lain adalah
nitrogen, magnesium, kalium, klor, belerang, dan fosfor. Selain itu unsur hara
juga ada beberapa macam yang tidak dapat atau sulit untuk ditranslokasikan
seperti kalsium, boron dan besi, sedangkan untuk unsur hara seperti mangan,
tembaga masih tergolong dalam kategori sedang. Perbedaan dari dua macam sifat
unsur ini maka dapat diketahui bahwa gejala yang ditimbulkan tanaman saat
kekeurangan hara juga akan berbeda, dimana untuk unsur hara yang mudah
ditraslokasikan akan menunjukkan gejala yang berawal dari daun yang lebih tua
dan sebaliknya jika kekurangan unsur hara yang sulit untuk ditraslokasikan maka
gejala yang tampak terdapat pada daun yang masih muda (Lakitan, 2012).
Menurut
Friensen et al (1980) menyatakan, Ada beberapa faktof yang dapat mempengaruhi
hilangnya suatu unsur hara mikro didalam tanah yaitu diantarannya adalah
peningkatan hasil panen, kehilangan unsur mikro yang dikarenakan akibat dari
pencucian, pengapuran, dan meningkatnya keaslian pupuk buata. Menurut Sims
(1986) menyatakan bahwa menurunnya produktifitas tanaman yaitu karena
kekurangan suatu unsur hara mikro. Salah satu contohnya adalah kekahatan unsur
hara Zn. Kekahatan unsur hara Zn sering terjadi ditemui di daerah yang memiliki
tanah alkali yang ber pH tinggi, berkapur dan KTK masih rendah. Kekahatan Zn
memiliki ciri yang dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan seperti pendeknya
ruas batang, dedaunan menjadi kerdil, dan klorosis yang terdapat pada rat daun
(Juliati, 2008).
Kelebihan
unsur hara bagi tanaman juga tidak mempunyai kebaikan apapun akan tetapi malah
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, yaitu dimana yang dapat menimbulkan suatu
gejala pada tanaman sepeti keracunan unsur hara yang biasa terjadi yaitu
tanaman keracunan unsur hara mikro seperti Aluminium, Seng, Fe, dan Mn. Kerscunan
ini terjadi karena pengaruh dari kondisi tanah yang terlalu asam (Rukmana,
2005).
1.3 Tujuan
Mempelajari
pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB II
BAHAN/ ALAT DAN METODOLOGI
2.1 Bahan
dan Alat
Bahan
berupa kecambah kangkung dan larutan garam seperti tertera dalam tabel.
Sedangkan alat berupa botol-botol berwarna gelap, kapas, gelas ukur, dan pipet.
2.2 Prosedur Kerja
A. Pembuatan
Larutan Unsur Hara
1.
Menyiapkan
botol berukuran 1 liter
2.
Mengisi
botol
dengan 500 ml aquades
3.
Memipet
larutan
hara seperti dalam tabel
4.
Menjadikan Larutan 600 mililiter
5.
Larutan hara siap digunakan
B. Penanaman
1.
Menyiapkan
aqua
bekas, lalu bagian bawahnya dilubangi dengan jarum
2.
Mengisi
dengan media pasir air tawar hingga mulut leher
3.
Menyiram
air tawar hingga kapasitas lapang
4.
Menanam
benih kacang hijau(2 benih setiap botol)
C. Inkubasi
1.
Menyiapkan
gelas
aqua (bagian bawah tidak dilubangi)
2.
Meletakkan media tanam dalam aqua
bekas kosong
3.
Menyiran
tanaman
dengan larutan hara yang disiapkan
4.
Menyiramkan
5.
Melakukan
pengamatan
setiap 3 hari
D. Pengamatan
1.
Kecambah muncul hari ke-....
2.
Mengukur
tinggi
tanaman tiap minggu
3.
Mengukur
jumlah
daun tiap minggu
4.
Gejala defisiensi hara
5.
Defisiensi hara muncul hari ke-....
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan Komplit
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
9
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
10
|
2
|
-
|
-
|
3
|
4
|
19
|
8
|
-
|
-
|
4
|
4
|
21
|
11
|
-
|
-
|
5
|
4
|
23
|
15
|
Muncul bercak dan batang kuning
|
35
|
6
|
4
|
24
|
17
|
Muncul bercak da batang kuning
|
35
|
Perlakuan Kurang Ca
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
6
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
17
|
2
|
-
|
-
|
3
|
4
|
20
|
6
|
-
|
-
|
4
|
4
|
22
|
9
|
-
|
-
|
5
|
4
|
25
|
11
|
Bercak – bercak kuning
|
35
|
6
|
4
|
26
|
14
|
Bercak – bercak kuning
|
35
|
Perlakuan
Kurang S
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
11
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
13
|
2
|
-
|
-
|
3
|
4
|
17
|
6
|
-
|
-
|
4
|
4
|
20
|
9
|
Bercak pada daun
|
28
|
5
|
4
|
21
|
11
|
Bercak pada daun
|
28
|
6
|
4
|
29
|
14
|
Bercak pada daun
|
28
|
Perlakuan
Kurang Mg
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
7
|
11
|
1
|
-
|
-
|
2
|
7
|
15
|
2
|
Bercak kuning
|
14
|
3
|
7
|
17
|
7
|
Bercak kuning
|
14
|
4
|
7
|
23
|
10
|
Bercak kuning
|
14
|
5
|
7
|
26
|
12
|
Bercak kuning
|
14
|
6
|
7
|
27
|
13
|
Bercak kuning
|
14
|
Perlakuan
Kurang K
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
5
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
20
|
3
|
-
|
-
|
3
|
4
|
22
|
6
|
-
|
-
|
4
|
4
|
23
|
11
|
-
|
-
|
5
|
4
|
26
|
12
|
-
|
-
|
6
|
4
|
27
|
13
|
Batang layu
|
42
|
Perlakuan
kurang N
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
3
|
13
|
2
|
-
|
-
|
2
|
3
|
15
|
2
|
Daun bewarna kuning
|
14
|
3
|
3
|
17
|
6
|
Daun bewarna kuning -
|
14
|
4
|
3
|
19
|
9
|
Daun bewarna kuning
|
14
|
5
|
3
|
24
|
10
|
Daun bewarna kuning
|
14
|
6
|
3
|
23
|
11
|
Daun bewarna kuning
|
14
|
Perlakuan
kurang P
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
3
|
6
|
2
|
-
|
-
|
2
|
3
|
17
|
2
|
-
|
-
|
3
|
3
|
20
|
6
|
-
|
-
|
4
|
3
|
22
|
9
|
-
|
-
|
5
|
3
|
25
|
11
|
Bercak keunguan dan kuning
|
35
|
6
|
3
|
26
|
14
|
Bercak keunguan dan kuning
|
35
|
Perlakuan
Kurang Fe
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
6
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
17
|
2
|
-
|
-
|
3
|
4
|
20
|
6
|
-
|
-
|
4
|
4
|
27
|
9
|
-
|
-
|
5
|
4
|
30
|
15
|
-
|
-
|
6
|
4
|
33
|
16
|
Batang melayu
|
42
|
Perlakuan
kurang Mikro
Minggu Ke
|
Kecambah muncul hari
|
Tinggi tanaman
(cm)
|
Jumlah daun
|
Gejala defisiensi
|
Muncul defisiensi hari ke
|
1
|
4
|
6
|
2
|
-
|
-
|
2
|
4
|
17
|
2
|
-
|
-
|
3
|
4
|
20
|
6
|
-
|
-
|
4
|
4
|
27
|
9
|
-
|
-
|
5
|
4
|
37
|
15
|
Batang ungu
|
35
|
6
|
4
|
28
|
19
|
Batang ungu
|
35
|
3.2 Pembahasan
Gejala Umum Kekurangan Unsur Hara
Kekurangan kalsium (Ca):
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya
kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun. Hal ini menyebabkan tunas
dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan matinya
("mengeringnya") pinggiran daun muda.
Kekurangan belerang (S):
Kekurangan belerang ditandai dengan
menguningnya daun. Diawali dengan daun-daun muda terlebih dahulu.
Kada-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.
Kekurangan magnesium (Mg):
Ditunjukkan oleh muculnya bercak-bercak
berwarna kuning pada daun. Dimulai pada daun-daun yang lebih tua kemudian
diikuti pada daun-daun lebih muda.
Kekurangan kalium (K):
Ditandai dengan munculnya bercak-bercak
kuning pada daun, diikuti dengan mati/"mengeringnya" ujung dan
pinggiran daun. Kejadian ini dimulai dari bagian tanaman yang lebih tua.
Kekurangan nitrogen (N):
Nitirogen merupakan unsur mobil didalam
tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang
lebih tua. Gejalanya berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai
dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya
"anthocyanin".
Kekurangan fosfor (P):
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya
daun. Sebelumnya daun menunjukkan gejala muculnya warna kemerahan atau
keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.
Kekurangan besi (Fe):
Kekurangan besi ditunjukkan oleh
menguningnya daun yang dimulai dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah
dan transparan sebelum terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan
pertumbuhan cepat, pada kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini
terlebih dahulu dibandingkan tanaman lain.
Kekurangan Mikro
Pertumbuhan lambat , jarak
antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung di satu sisi lalu
disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka , dan akhirnya gugur.
Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
Kekurangan Ca
akan mengakibatkan kelainan pada bagian meristem apikal, dimana pucuk dan daun
pada pucuk akan mengalami penguningan. Maka daun pada bagian pucuk ini akan
mengalami kerusakan, dengan gejala umum yaitu daun muda pada titik tumbuh
melengkung yang kemudian mengering pada bagian ujungnya.
Kekurangan
unsur S pada tanaman menimbulkan gejala tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami
klorosis.
Kekurangan unsur magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun mengalami klorosis, warna daun kadang memerah, ujung dan tepi daun
menggulung serta
tidak merata pada daun-daun tua.
Defisiensi unsur kalium (K) memiliki gejala antara lain bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi dan jaringan
antara tulang daun, sehingga
tidak merata pada daun-daun tua.
Pada
tanaman kekurangan unsur hara nitrogen (N) memiliki gejala-gejala tajuk berwarna hijau terang, daun tua menguning, mengering, menjadi
berwarna coklat muda yang
sangat terlihat pada daun yang telah tua.
Tanaman
yang kekurangan unsur fosfor (p) mempunyai berbagai gejala tajuk berwana hijau gelap, sering membentuk warna merah atau ungu terutama pada daun yang telah tua.
Sedangkan pada tanaman
yang kekurangan unsur besi (Fe) memiliki gejala-gejala pada daun yang berupa tulang daun tetap hijau, sedangkan bagian daun lain mengalami klorosis. Daun tidak mengalami bercak-bercak daun. Tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami
klorosis.
Pada tanaman dengan defisiensi unsur
mikro
menyebabkan klorosis, ruas pada bagian pucuk lebih pendek, pembentukan bakal
buah terhambat atau tanaman tdak dapat sama sekali berbuah, pembentukan warna
kuning diantara tulang daun.kemudian diikuti kematian pada jaringan daun,
ukuran menjadi lebih kecil, sempit dan menebal.
BAB IV
KESIMPULAN
Ketika salah satu unsur hara esensial tanaman tidak terpenuhi
maka tanaman akan mengalalami abnormalitas. Abnormalitas bisa tampak pada daun,
batang, bunga, dan organ tumbuhan lainnya. Kebanyakan abnormalitas yang muncul
dominan lebih tampak pada daun, dimana daun berperan sebagai tempat perombakan
zat anorganik menjadi zat organik sebagai nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk
melangsungkan hidup. Sehingga ketika muncul abnormalitas akibat kekurangan
unsur hara esensial maka akan sangat berpengaruh pada tanaman secara morfologi
dan mungkin juga secara anatomi (dalam jaringan).
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan, B. 2012. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Usman Kris Joko Harjo. 2013.Penuntun
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Bengkulu. Fakultas Pertanian. Jurusan
Budidaya Pertanian
Rukmana, R.
2005. Jeruk Besar Potensi Dan Prospeknya. Kanisius. Yogyakarta.
Sarief, S.
1998. Kesuburan Dan Pemupukaan Tanah
Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
S, Juliati.
2008. Pengaruh Pemberian Zn Dan P Terhadap Pertumbuhan Bibit Jeruk Varietas
Japanese Citroen Pada Tanah Lnseptisol. Hort
18 : 409-419.
JAWABAN PERTANYAAN
a. Unsur hara esensial adalah unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan dan apabila tidak terpenuhi dalm jumlah tertentu akan mempengaruhi
kelangsungan dan laju pertumbuhan tumbuhan yang akan menuju pada abnormalitas.
b. Gejala kekurangan unsur hara Fe terlihat pada daun muda,
sedangkan gejala kekurangan N terlihat pada daun tua, karna Fe berperan dalam pembentukan
klorofil sehingga gejala defisiensinya tampak pada daun sejak tumbuh (muda),
sedangkan N berperan sebagai penyusun klorofil atau dengan kata lain, N bekerja
efektif setelah Fe, sehingga gejala defisiensi N tampak pada daun tua. Dan
unsur Fe merupakan unsur mikro yang berfungsi sebagai aktivator, sedangkan
unsur N merupakan unsur makro, yang dapat berfungsi setelah aktivator
bahan-bahan organik dan enzim ole Fe selesai.
Komentar
Posting Komentar